23.8.08

Hasil Penelitian Adalah Peluang Usaha

Dengan adanya inkubator bisnis diharapkan akan lahir pelaku usaha baru yang mampu mendorong ekonomi lokal, membuka lapangan kerja baru yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Entreprenurial University merupakan konsep pengembangan dari orientasi Universitas Brawijaya (Unibraw) pada pengajaran yang menghasilkan kualitas lulusan dan sebagai research university.
Pada tahun 2006, Unibraw telah sukses menggandeng “Japan Bank of International Coorporation” termasuk pertukaran dosen-dosen mata kuliah yang berkaitan dengan bisnis dan kewirausahaan dan Waseda University Japan menjadi pilot project entrepreneurship education.
Dan Sejak dua tahun lalu, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional mempercayai Unibraw sebagai model sekaligus inkubator bisnis dikalangan Perguruan Tinggi. Hal ini mematangkan Unibraw sebagai Entrepreneurial University.
Di Indonesia, inkubator bisnis mulai dikembangkan sejak Departemen Koperasi ditingkatkan perannya untuk membina pengusaha kecil pada tahun 1992. Ketika itu, pemerintah mengambil inisiatif untuk mengembangkan inkubator bisnis bekerjasama dengan perguruan tinggi.
Dengan menjadi inkubator bisnis, Unibraw menjadi lembaga yang berfungsi mengolah dan memproses semua hasil penelitian universitas menjadi peluang usaha. Di Unibraw sendiri, peningkatan pelayanan melalui inkubator bisnis merupakan salah satu program kebijakan dalam hal pelayanan kepada masyarakat untuk tahun 2006-2011.
Umumnya, inkubator bisnis yang dasar pengembangannya pada riset dan berbasis di universitas, fokus programnya adalah menyediakan pelayanan untuk personil yang terlatih guna menjadi seorang entrepreneur yang melakukan ekstrak teknologi untuk memenuhi pasar dan berbagai peluang yang tersedia”, terang Rahardi Sastro, pakar bisnis yang juga dosen pengajar di Universitas Islam Malang mengomentari keberadaan inkubator bisnis yang ada di Unibraw.
Simbiosis Mutualisme
Konsep inkubator bisnis yang dikembangkan di perguruan tinggi pada dasarnya merupakan wahana bagi komersialisasi riset dan penciptaan lapangan kerja baru, yang pada akhirnya tercipta rantai susulan lapangan kerja (job creation).
“Diharapkan nantinya proses usaha seperti yang dirintis Unibraw ini mempunyai nilai tambah dan mampu menciptakan lapangan kerja dan jalinan kerjasama yang erat antara universitas, industri, masyarakat dan pemerintah”, tandas Rahardi Sastro mengemukakan harapannya.
Berdasar laporan tahunan Rektor Unibraw 2007, pada tahun 2006 Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) Unibraw yang juga menjadi lembaga yang membawahi pusat inkubator bisnis Unibraw, tercatat telah mengkoordinasikan 300 kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan rincian 205 kegiatan fakultas dan 95 kegiatan LPM.
Kegiatan-kegiatan LPM tersebut meliputi 21 Peneraan Iptek, 30 Program Vucer, 3 Program Magang Kewirausahaan, 3 Program Unit Jasa Usaha dan Industri, 4 Program Penerapan Iptekda, 1 Vucer Multi Tahun dan 33 kegiatan hasil kerjasama dengan pemerintah pusat/daerah, Batan, Depkop, Lemhanas, Balitbangda/Bappemas, Propinsi Jawa Timur, PT Danareksa, Bank Indonesia, PT Telkom dan swasta.
Aktivitas seperti ini diharapkan terus mengalami peningkatan yang berarti agar produk dari perguruan tinggi dapat menyebar dan digunakan oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung sebagaimana yang menjadi tujuan dari suatu kegiatan pengabdian masyarakat.
Menurut Rahman Alami, peneliti sosial yang juga pengusaha kecil binaan inkubator bisnis Unibraw, yang penting dari kesemuanya adalah bagaimana membangun lembaga riset tangguh yang disubsidi dan berbasis di kampus, yang ditujukan untuk menarik pengusaha dan dunia industri agar bersedia memanfaatkan jasa yang disediakan PT.
“Menurut saya program seperti ini amat fundamental dan bersifat strategis guna memantapkan peran lembaga research and development yang menjadi jantung kemajuan PT dan memberi manfaat besar bagi dunia industri terutama dalam hal peluang unit usaha”, terangnya.
Solusi Menunjang Kemandirian
Ketika Unibraw telah bertransformasi menjadi BHPMN, salah satu hal penting yang sangat dibutuhkan adalah kemandirian dari pengelolaan manajemen. Terutama pengelolaan dana. Orientasi Universitas Brawijaya (Unibraw) sebagai Entrepreneurial University diklaim sebagai salah satu solusi yang tepat untuk menunjang kemandirian.
Pesan ini disampaikan dalam Semiloka Nasional tentang ”Sinergi Pengusaha dan Perguruan Tinggi Menuju Entreprenurial University dalam Membangun Daya Saing Bangsa”, 2 Juni 2007 lalu yang menghadirkan Drs.H. Muhammad Jusuf Kalla sebagai keynote speaker.
Terkait dengan pesan tersebut, PP (Peraturan Pemerintah) No. 60 tahun 1999 dan PP No. 61 tahun 1999 memang memberikan rambu-rambu yang relevan terhadap kinerja lain dari universitas khususnya dalam rangka menggali sumber dana yang berasal dari masyarakat.
Di situ disebutkan bahwa pada dasarnya perguruan tinggi diberikan peluang untuk berusaha meningkatkan penerimaan dana dari masyarakat didasarkan atas pola prinsip tidak mencari keuntungan. Perguruan tinggi dapat lebih kreatif dan aktif dalam meningkatkan penggalian dana yang berasal dari masyarakat.
Dan sebagai Universitas yang akan segera bertransformasi sebagai otonom (dimana 2006 lalu usulan proposal otonomi Unibraw sudah dapat diselesaikan dan telah dikirim ke Dirjen Dikti untuk dilakukan penilaian), dan terlepas dari pro dan kontra seputar otonomi, Unibraw memang dituntut untuk mampu mengembangkan berbagai model pendekatan yang di satu sisi meningkatkan kualitas namun di sisi lain mampu berkreativitas secara produktif antara lain dengan menggunakan pendekatan bisnis.
“Salah satu bentuk yang sangat potensial yang dapat diterapkan Unibraw adalah Model Zinser yang memperkenalkan kemitraan antara perguruan tinggi dengan industri dalam rangka menggali dana didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan berbeda”, kemuka Rahman Alami, memberikan sarannya mengenai model kemitraan yang dapat dijalin perguruan tinggi.
Strategi kemitraan yang dimaksudkan dapat diwujudkan dalam bentuk A Typology of Industry-Academica Collaboration yang terdiri dari enam tipe : (1) Kontribusi (Contributions), (2) Pembelian (Procorements), (3) Jaringan (Network), (4) Pertukaran (Exchanges), (5) Kooperatif (Cooperative), dan (6) Joint venture. (gn)
(Diterbitkan oleh Unit Aktivitas Pers Kampus Universitas Brawijaya dalam Koran Kampus Mimbar Mahasiswa Edisi 80 untuk rubrik Laporan Utama)

No comments:

Post a Comment