28.5.10

Dilema Lajang

Gambar diambil dari sini
"Main ke rumah yuk," pinta Jay ketika kami sedang asyik nongkrong di kafe Titan.

"Hmm?" kaget, gue reflek membelalakkan mata dan hampir tersedak.

"Yuk...," kata Jay, memberikan tekanan pada intonasi pengucapannya.

Gue langsung terbatuk, salting (red: salah tingkah). Gue harus jawab apa ya? Bibir gue tersendat, kerongkongan gue menyempit. Sepertinya kolang-kaling isi es campur yang gue makan barusan nyangkut di tenggorokan. Sakit.

...................................................................

"Bukannya itu yang ditunggu-tunggu wanita non?" tanya Tika ketika gue curhat kejadian tadi siang.

"Hmm tapi gue bukan cewek yang kesenengan dapet permintaan kaya gitu Tik, malah bingung abis gue jadinya," jelas gue.

"Weleh, kalo gue ya seneng. Berarti cowok gue serius ama gue. Bukan kaya cowok-cowok di luar sana yang menghindar banget kalau diajak discuss tentang komitmen serius".

"Ya itu elo Tik, ini kan ngomongin gue. Lo tahu sendiri gue masih betah melajang. Males gue kenal banyak orang dari pihak laki. Nanti malah buru dikejar urusan KUA gue," dengan muka muram sedikit nekuk, gue menghempaskan diri di kasur empuk kos-an  Tika.

"Inget non, lu pacaran dah lama kale. 3 taon. Mo menghindar sampe kapan dari ajakan baik si Jay? Kenalan sama camer gak selalu berarti disuruh kawen kale..., cepek de...!" ujar Tika sambil melambaikan tangan kanannya ke dahinya.

"Denger ya say.., lu harusnya ngerasa beruntung bukan malah nyesel gitu. Kalau lu ngrespon negatif, nolak mulu, lama-lama Jay kesel kale. Orang nunggu ya ada batasnya. Ortunya kan juga pengen tahu sapa yang deket sama jagoannya. Hmm kamu tuh neng-neng, mikir knapa," Tika yang telah berbaring juga di samping gue menyentuhkan telunjuknya ke kening gue.

"Ah puseng," jawab gue singkat lalu menyampingkan badan.

"Lo takut a? Takot ortunya Jay apa takut ama komitmen? Jangan-jangan lo menakutkan hal yang sebenarnya hanya lo khawatirkan aja muter-muter di kepala lo!"

Gue akhirnya nginep malam itu di kos-an Tika. Gue khawatir gila sendiri. Dan gue mulai berpikir? Harusnya gue senang atau enggak ya? (gn)

14.5.10

Hidup Ini

Ringkih ia menapak 
Berjalan sealur jalur hidupnya 

Tertatih-tatih memeluk sandungan 
Hingga mesra serasa dengan batu besar 

Tak mudah begini sendiri 
Menyeret kiloan beban 
Dengan awak seadanya 
Dengan daya diupayakan sebisanya 

Layak ternyata 
Bahwa hidup senyatanya adalah berjuang bagi manusia. (gn)

9.5.10

Cinta Mati

Gambar diambil dari sini
Sulitnya untuk tetap menginjak bumi. Langit menawarkan begitu banyak kemegahan yang sangat menggiurkan. Membuat air liur (saya) menetes (baca: ngiler) dengan segala pameran di sana. Ada bintang, gemerlap begitu indah. Ada bulan, besar dan benderang. Tetapi alamak, jauhnya.

Bumi sudah terlalu padat sekarang. Reuweuh dengan segala persoalan-persoalannya. Persoalan yang terkadang membuat jenuh, apalagi bila selalu sama. Yah inilah, bumi tempat tinggal dengan segala keunikannya. Planet tempat saya bernaung, mengais rejeki dan menumpang untuk menjalani hari demi hari. Planet yang membuat saya hanya bisa memandangi bintang dan bulan dari kejauhan, dari sini dari bumi.

"Rin..," sapa Radit, membuyarkan saya dari lamunan.

"Eh iya," sambut saya.
"Ada apa? Gimana? Sudah beres semua?" tanya saya kemudian.

"Siipp," jawab Radit sambil mengacungkan jempolnya lalu menggandeng saya menuju kumpulan pohon bakau di tepi pantai.

"Ini," disodorkannya minuman dalam botol. Saya meneguknya lalu memberikan sebagian sisanya kembali.

Masih dapat saya lihat dengan mata kepala, Radit menghabiskannya hingga tak tersisa.


.........................

Sepasang remaja SMU ditemukan tewas tak bernyawa di tepi hutan bakau pantai Senggigi Bali.

Kepolisian setempat menduga peristiwa ini telah direncanakan oleh sejoli tersebut jauh-jauh hari. Dibuktikan dengan adanya racun potas yang ditemukan di tempat kejadian dan kondisi TKP yang disulap bak pelaminan. Sejoli tersebut sendiri ditemukan dengan kondisi masing-masing memakai baju khas pengantin dan keluar busa dari mulutnya.

Sumber dari pihak keluarga menyatakan kekecewaan yang begitu mendalam terhadap perilaku nekad sepasang ABG yang di mabuk asmara ini. Hasil temuan wartawan di lapangan, mereka baru menjalin hubungan selama 3 bulan dan ditentang oleh keluarganya masing-masing. Inilah yang diperkirakan menjadi latar belakang tindakan nekad tersebut. (gn)

5.5.10

Quote Of The Day

JANGAN TERLALU SENANG BILA SEMUA MENGERUMUNIMU KETIKA BERJAYA. BELUM TENTU MEREKA TETAP BERSAMAMU DI SAAT JATUHMU. (GN)