22.11.09

Tentang Menulis

Menulis itu urusan kemauan...,
Menulis itu urusan niat...,
Dan menulis itu urusan menggerakkan tangan....,

Simple...! (gn)

19.11.09

Kasih dan Hantar Restu Orang Tua

Saya terharu. Lah bagaimana tak menyentuh perasaan? Diantara beribu jubel orang-orang muda di sini yang sedang mengadu nasib mencari kerja, orang-orang tua itu setia memberi semangat dan menunggu anaknya. Bahkan ketika rehat dari waktu tes, terlihat beberapa orang tua menghampiri anaknya di luar ruang, menanyakan kabar dan memberikan semangat untuk bisa mengerjakan tes usai waktu rehat. Bahkan ada juga yang membawakan sekadar minuman ringan. ada juga loh yang membawakan makanan berat untuk santap siang, ada yang jenis siap saji, ada juga yang 'bontotan' dari rumah. Hmm haru dah ceritanya saya.

Tugas orang tua yang utama memang menghanntarkan anaknya. Menghantarkan seorang anak menjadi manusia yang lebih terdidik. Terdidik yang saya maksud di sini adalah terdidik dalam lingkungan keluarga itu sendiri semenjak anak tersebut lahir hingga tiba waktu baginya anak tersebut menjalankan tugas sebagai manusia yang mandiri. Mandiri di sini berarti sanggup menjalankan roda hidupnya sendiri, termasuk mengambil keputusan, menafkahi diri dan menikah tentunya.

Fase ketika anak usai dari pendidikan formal (SD, SMP, SMA, dan sejenisnya) adalah fase gawat bagi seorang anak. Biasanya anak akan berada dalam kondisi linglung untuk membawa dirinya menuju kedewasaan tumbuh dengan realita lingkungan. Mencari kerja salah satunya. Dan di sini, ketika saya melihat banyak sekali orang-orang tua yang amat peduli sampai katakanlah mengantar dan 'membodyguard' anaknya selama proses mencari kerja menjadi hal yang sangat menyentuh hati saya. Begitu besar kasih dari orang tua.

Bicara soal 'membodyguard' ketika anak menjalani serangkaian tes kerja, memang tidak semua anak merasa nyaman dengan kondisi seperti ini. Ada yang merasa itu berlebihan, ada juga yang happy mendapat perhatian lebih. Untuk anak-anak yang merasa keberatan, seringkali itu dikarenakan takut mengecewakan bila yang terjadi adalah kegagalan, perasaan takut mengecewakan padahal orang tua telah rela rantang-runtung demi anaknya. Sehingga doa saja dirasa cukup bagi anak tersebut. Bagi yangt happy, biasanya adalah mereka-mereka (anak) yang punya hubungan dekat sangat dengan orang tuanya, merasa sangat membutuhkan keberadaan orang tua di sisinya.

Terlepas dari sikap beragam dari anak, saya sendiri menyadari bahwa sebenarnya yang diinginkan oleh orang tua - orang tua yang mendampingi 'membodyguard'' anaknya selama tes, sebenarnya hanya satu. MEMBERI MOTIVASI LEBIH DAN AGAR ANAK MEREKA TAHU BAHWA MEREKA TAK SENDIRI. Gak tahu lagi sih ya, kalau ada yang karena faktor lain, haha jadi ingat orang tua-orang tua model jahat yang 'membodyguard' anaknya urusan pekerjaan untuk menjual badan si anak, haduuu amit-amit. (gn)

17.11.09

Ketika Cicak Bersaksi



Baru-baru ini berbagai media di Indonesia baik cetak maupun elektronik heboh dengan berita seputar perseteruan POLRI dengan KPK. Hmm..., seru ya seolah-olah kayak sinetron streapping gitu. Gimana kalau kita beri judul "Ketika Cicak Bersaksi"? Hmm..., menjual banget ya? Ha ha ha..!




(gn*)

2.11.09

Shock and Surprize

Gambar diambil dari sini
Bambang tak habis pikir apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Mayang, kekasihnya. Sudah dua minggu ini Mayang tak pernah menelpon, tak mau mengangkat teleponnya, bahkan sekadar membalas mention yang ia kirimkan lewat twitter pun Mayang enggan.

Hingga hari ini, apa yang tampak di matanya menjawab segalanya.

" Happy birthday ya honey," kata Mayang sambil mengecup mesra pipinya.

Bambang hanya bisa diam meresapi gejolak yang ia rasakan. Kesal, senang, semua tumpuk dalam batinnya. Kesal atas apa yang ia rasakan selama 2 minggu terakhir. Betapa kehilangannya dia atas Mayang, betapa bingungnya ia berusaha mengkoreksi kesalahan yang mungkin ia perbuat tanpa sengaja dan menyakiti Mayang.

Namun hari ini, Mayang muncul mengejutkannya. Dengan kue besar di tangannya. Berhias lilin yang menyala. Di dalam kamarnya. Bersama keluarganya, bersama sahabat-sahabat yang selama ini menjadi saksi 2 tahun perjalanan cinta mereka.

"Mayangg..., kamu jahat!" hanya demikian kata yang bisa ia ucapkan ke Mayang dengan lirih. Lalu dikecupnya kening perempuan yang akan ia nikahi bulan depan itu. Dipeluknya dengan sayang, disambut tawa riuh dari sahabat juga mama, papa dan dua adiknya di dalam kamar.

Tengah malam itu menjadi malam yang melegakan, sekaligus malam yang penuh kebahagiaan. (gn)