21.5.11

Baby Make Happy

Kehadiran seorang anak membuat wanita semakin bahagia dan merasa sempurna. Yes, i believe it. Abby with her husband and their love boy, Beckham, sukses membuat saya manyun dan iri habis atas apa yang belum dimiliki sebagai seorang lajang.

Menemukan tanpa sengaja blog milik Abby, mambaca sekilas beberapa tulisan di halaman mukanya, sukses mendorong saya untuk membuka halaman tulisan-tulisan terdahulu milik Abby. Membacanya lagi, terus, lagi, terus, lagi, terus, lagi dan lagi.

Ulasan sederhana tentang sebagian besar kehidupan pribadinya membesarkan putranya bersama sang suami, menunjukkan bagaimana bahagianya ia dan antusiasnya Abby melalui hari-harinya dengan keluarga.

Inspiration from BABBLING ABBY.
Membuat saya juga berkeinginan untuk memiliki keluarga kecil dan menuliskan berbagai ceritanya kelak seperti Abby. (gn)

18.5.11

SSSTTT

Tak ada yang tahu dia membeli dengan sangat mahal. 
Tak ada yang tahu dia menjaga dengan sangat teramat sangat. 

Tak ada yang tahu ia menyeka air mata ketika menetes. 
Tak ada yang tahu kesetiaannya untuk keluh kesah dan kecerewetan. 

Tak ada yang tahu berapa liter air mata yang dikeluarkannya. 
Tak ada yang tahu seberapa besar pengorbanannya. 

Ia yang tak sempurna. 
Tak pernah terlihat sempurna. 

Tapi ia membuat kesempurnaan di batin dan raga seorang yang biasa. 
Mengukirnya menjadi semangat, 
yang melahirkan jiwa hebat, dalam diri seorang yang jauh dari luar biasa. 

Sssttt...! Dan aku tahu itu. Sebagai sebuah rahasia. 
Ssttt...! (gn)

*untuk ibu-ibu di seluruh dunia

14.5.11

(Apa) Aku Anak Sial

Gambar diambil dari sini
"Raisaaa...," panggil nenek ketika aku beranjak meninggalkan rumah dengan membawa setenteng tas besar.

Aku hanya menoleh sebentar dan kumantapkan kakiku melangkah lebih jauh meninggalkan pintu rumah lalu lenyap menghilang dari perkampungan padat yang sudah kutinggali selama seumurku itu.

*******

"Anak perempuan seperti apa kau?" bentak mamaku sehari sebelumnya.

"Ini salah, itu salah, apa yang bisa kau lakukan?" papaku turut mengomel di samping ibuku. Aku hanya terdiam sambil menggigiti ujung-ujung kukuku.

"Hei....," mama mengguncang bahuku sedikit keras.

"Dengar tidak?" ucap mamaku. Kulihat mukanya kesal sangat hampir mirip nenek sihir yang aku tonton di DVD-DVD pemberian nenek.

*******

Aku masuk kamar, kulihat nenek menangis.

Melihatku datang, beliau beranjak dan menyambutku dengan pelukan.

"Sabar ya nduk," tutur nenek sambil mengusap pelan rambutku.

Aku terdiam.

*******

Anak sial.
Demikian cap yang ditorehkan di otakku.

Bahwa aku pembawa bencana.
Bahwa aku penebar tulah.
Bahwa aku tak menyumbang energi positif apapun.
Bahwa aku memberikan luka pada banyak hati keluarga.
Bahwa aku anak yang sesal karena telah dilahirkan.
Bahwa aku membuat rugi.

Bahwa aku si anak sial.

*******

Kuseret kakiku yang pincang sebelah.
Bukan mauku lahir seperti ini. CACAT.

Mereka bilang aku juga cacat mental. Tapi nenek bilang aku spesial.
Entahlah mana yang benar.

Umurku sudah 30 tahun. Tapi aku masih suka memakai baju seperti keponakanku, anak dari adikku. Aku juga gemar menemaninya bermain boneka barbie atau teddy bear. Aku suka sekali.

*******

Mama papa bilang aku anak sial.
Tapi nenek bilang aku spesial.

Kuayun kakiku menuju surga. Surga yang kata nenek adalah tempat orang-orang yang penuh kasih. Aku langkahkan kakiku naik bis kota. Di depannya tertulis SUKABUMI. Asyik aku akan segera sampai ke tempat orang-orang yang suka dengan bumi.

*******

Di kamarnya nenek menangis sesenggukan.

"Raisa, kenapa kamu pergi?" gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

"Kemana kamu nduk? Kamu kan tidak tahu mana-mana,". (gn)

9.5.11

Quote Of The Day

KALAU CEMBURU TERNYATA MASIH ADA KETIKA TUA, APAKAH HARUS BANGGA? (GN)

2.5.11

The Great Nick Fujicic

Betapa malunya saya. Yah itulah yang tersirat di hati dan benak saya ketika mengenal lebih jauh tentang Nick Fujinic lewat tayangan-tayangan mengenainya di You Tube




LOOK AT YOURSELF AFTER WATCHING THIS

I Love Living Life. I Am Happy



Ia dengan berbagai keterbatasan yang dimilikinya...
Ia dengan sikapnya yang begitu humble...
Ia yang mencintai hidupnya....
Ia yang hebat dengan segala kebesaran hatinya....

Tanpa dua tangan....
Tanpa dua kaki....
Bagaimana bisa dirinya begitu hebat sedemikian rupa?
Sedang saya? Ah saya jadi malu bila berkaca padanya...!

Tanpa tangan tanpa kaki ia melakukan berbagai macam aktivitas.
Mengajar...,
Memancing...,
Bermain sepak bola...,
Bermain golf...,
bahkan berenang...!

Dia mencintai hidupnya, 
menerima apa yang ia miliki, 
MEMAKSIMALKAN segala potensi yang dimiliki dan bisa dikembangkannya, 

DAAANNN.....,
IA MENCINTAI HIDUPNYA!
Meski tanpa dua tangan...,
tanpa dua kaki....,
Hmmm dan saya sungguh malu dibuatnya!

"If i fail and i try again, and again and again...!
If you fail..., are you trying again?
The human spirit can handle much more than we realize!
It matters HOW you are going to FINISH
Are you going to finish STRONG?
I've never met a BITTER person who was Thankful
Or a Thankful person who was Bitter

Nick is THANKFUL for what he HAS
Not bitter for what he does NOT HAVE.
In live you have a choice
BITTER or BETTER
Choose BETTER
Forget BITTER
I LOVE LIVING LIVE. I AM HAPPY"
-Nick Fujicic-

*by GN