17.8.11

Makanan Favorit Saya Nomor Dua Loh Di Dunia!


Wew, makanan favorit saya menjadi makanan terbaik dunia versi situs CNNGo dengan menempati urutan kedua. Uhuiy.., :-p

Nasi goreng selain dikenal sebagai masakan khas Indonesia, dikatakan pula oleh CNNGo sebagai makanan yang tidak mengenal batasan kelas sosial. Yahh, nasi goreng memang makanan yang paling mudah kita ditemui bila berada di Indonesia. Berbagai sudut dan tepi jalan dimanapun pasti terdapat penjual nasi goreng. Mulai penjual dengan gerobak hingga menjadi menu restoran. Nasi goreng pun di Indonesia juga muncul di banyak kesempatan, dari meja prasmanan pesta, hotel kelas bawah, hingga hotel berbintang.

Hmm bangga donk Indonesia punya nasi goreng? Ixixixix :-p. Saya BANGGA.

Sebenernya bingung juga sih, nasi goreng yang dibilang enak itu nasi goreng varian yang mana. Habisnya, beragam si jenis nasi goreng di Indonesia. Ada tuh, nasi goreng ikan asin, nasi goreng sosis, nasi goreng bakso, nasi goreng pete, dan sebagainya.

Bumbunya juga beragam. Dari yang warnanya bisa mpe merah begono, putih, sampai yang coklat banget karena kecap, hehe.

Naahhh, ini nih daftar 50 makanan paling lezat di dunia versi pembaca CNN. CEKIDOTTTT.....:
1. Rendang, Indonesia
2. 
Nasi Goreng, Indonesia
3. Sushi, Jepang
4. Tim yam goong, Thailand
5. Pad thai, Thailand
6. Som tan (salad pepaya), Thailand
7. Dim sum, Hong Kong
8. Ramen, Jepang
9. Peking duck, China
10. Massaman curry, Thailand
11. Lasagna, Italia
12. Kinchi, Korea
13. Chicken rice, Singapura
14. 
Sate, Indonesia
15. Ice cream, AS
16. Kebab, Turki
17. Gelato, Italia
18. Croissant, Prancis
19. Green curry, Thailand
20. pho, Vietnam
21. Fish ‘n’ chips, Inggris
22. Egg tart, Hong Kong
23. Bulgogi, Korea
24. Fried rice, Thailand
25. Chocolate, Meksiko
26. Penang assam laksa, Malaysia
27. Tacos, Meksiko
28. Barbeque pork, Hong Kong
29. Chili crab, Singapura
30. Cheeseburger, AS
31. Fried rice, AS
32. Lobster, Global
33. Seafood paella, Spanyol
34. Shrimp dumpling, Hong Kong
35. Neapolitan Pizza, Italia
36. Moo nam tok, Thailand
37. Potato chips, AS
38. Warm brownie and vanilla ice cream, Global
39. Masala dosa, India
40. Bibimbap, Korea
41. Galbi, Korea
42. Hamburger, Jerman
43. Fajitas, Meksiko
44. Laksa, Singapura
45. Roti prata, Singapura
46. Sirup Maple, Kanada
47. Fettucini alfredo, Italia
48. Parma Ham, Italia
49. Lechon, Filipina
50. Goi cuon, Vietnam
*by gn

16.8.11

Membunuh Waktu

Gambar diambil dari sini
Roy Panggabean datang kemarin. Dia bertanya padaku, "Maukah kau menikah denganku?".

++++++++

"Serius loh San?" Rida memberondongku terus dengan pertanyaan-pertanyaan, "Lalu? Lalu? Gimana?".

Rida adalah sahabat baikku. Dia juga saksi naik turunnya hubunganku dengan Roy.

"Santyyy....," manja Rida padaku, "Jawab dunk ciiinnn".

"Belum," jawabku singkat.

"Hah? Belum? Belum apa?"  telisiknya sambil mengguncang-guncangkan bahuku.

Rida. Sahabatku sejak SMA ini memang pribadi yang unik.
Dia paling gampang penasaran.
Paling cerewet, lebih cerewet daripada ibuku.
Tapi sekaligus paling 'care' ke aku.

Yaahhh..., cuma Rida satu-satunya yang aku percaya untuk mendengar segala keluh kisahku setelah ayah dan ibuku meninggal dalam kecelakaan awal tahun lalu.

"Santyyy," tegur rida membuyarkan aku dari lamunan tentang sahabat baikku ini.

"Aku masih minta waktu."

"Apalagi Sann yang ditunggu? Pacaran sudah dari jaman SMA. Lihat, lihat! Lihat? Tuh tetangga kamu, Pipin, temen SMA kita juga. Anaknya tiga. Kamu mau menikah umur berapa? Umurmu tahun depan kepala tiga byukkk....,"

Dan entahlah Rida berucap apalagi, tahu-tahu ketika terbangun aku sudah berada di kasur dengan seprei putih ini, yang mana bau obat menyengat dimana-mana.

Obat? Yah.., obat yang sudah berhenti aku konsumsi hampir sebulan terakhir. Aku benci obat. Daann..., oh ya bagaimana aku bisa terdampar di sini? Di tempat yang paling membuatku merasa mati walau kematian sendiri belum menyapaku.

+++++++

"Santy sayanggg...," Rida membelai rambutku pelan sambil berdiri di samping dipan tempat aku tiduran.

"Daa..., jangan bilang Roy ya? Please...," pintaku.

Kulihat Rida menganggukkan kepala. Entah tulus atau terpaksa takut membuat aku mendebatnya dalam kondisi seperti ini.

"Sudah sudah...," ujarnya menenangkanku, "Sekarang yang penting jaga kesehatan ya? Obatnya jangan sampai tidak diminum lagi".

Aku diam tak menjawab. Rida masih membelai dan mengusap rambutku dengan kasih sayang seperti seorang kakak pada adiknya.

"Rida.., oh Rida. Maafkan aku menyembunyikan semua kenyataan ini darimu," kataku dalam hati. Kugenggam tangannya. Kulihat matanya nanar. Mungkin kasihan, iba, entahlah. Mungkin juga miris melihat nasibku. Nasib seseorang yang akan segera menjemput mautnya dalam waktu dua bulan mendatang.

++++++++

Hari ini hari pernikahan yang aku tunggu-tunggu. Tepat jam 9 pagi, Gereja Santo Paulo Belitung.

Aku tersenyum. Melihat lelakiku, Roy, tampak gagah di kejauhan.
Memakai tuxedo putih, seperti pangeran impian di dalam mimpi-mimpiku.

Dia datang. Dia datang.

Dia berjalan ke arahku. Menjemput pengantinnya.

Haruku tak bisa tertahan. Air mataku menetes. Aku bahagia.

+++++++

Rida dan Roy menemaniku di samping tempat tidur putih ini lagi. Hari ini tepat 1 minggu usai hari pernikahan. Sekaligus hampir 2 bulan seperti yang divonis oleh dokter.

Aku menarik nafas, menghela pelan-pelan sambil memegang erat tangan mereka berdua. Mereka orang-orang terpenting dalam hidupku. Dua orang yang selalu ada untukku.

Aku tersenyum. Mencoba menyuguhkan senyum selebar-lebarnya, semanis-manisnya. Aku bahagia.

Nafasku mulai tak beraturan. Rasanya sangat sesak. Sesak sampai ulu dadaku.

Kuminta Roy mencium kening Rida, mencium istri yang telah dinikahinya seminggu lalu.

Jiwaku serasa tertarik. Aku bahagia. Dan aku melayang akhirnya. (gn)

Segarnya Es Domino

Bahwa semua penganan (red: jajanan) yang dijajakan di pinggir jalan ala kaki lima tidak higieniz?

Ada loh yang juga mengutamakan bahan-bahan yang bermutu dan peralatan yang digunakan untuk menyimpan serta menyajikan juga mengusung faktor kebersihan. Salah satunya ini,

Es Domino
Ini saya beli dibungkus dan disantap di homy

Es domino ini bisa kita dapatkan di area depan Dinas Pendidikan Kabupaten Malang. Harganya amat sangat bersahabat. Cuma Rp 3000 (saja). Tapi jangan remehkan kualitasnya, saya jamin tidak kalah dengan sajian ala resto.

Kenapa saya yakin?

3.8.11

Kita, Si Tukang 'Coment'

Gambar diunduh dari http://toonpool.com


Melihat sesuatu, lalu komentar. 
Mendengar sesuatu, lalu berkomentar. 
Membaca sesuatu, lalu berkomentar. 

Kita adalah si Tukang 'Coment'.

Pernahkah kita memikirkan betapa banyaknya kita berkomentar?

Seringkali kita terlalu sibuk berkomentar, tanpa mengerti ada apa yang terjadi sepenuhnya, di balik hal yang sedang atau sudah terjadi.  

Terkadang kita tergoda berkomentar hanya agar berkesan pintar, supaya kita ‘tampil’ dalam sebuah topik pembicaraan. 

Seringkali komentar dibuat sekedar membuat seru sebuah situasi, agar mendapatkan perhatian pihak lainnya maupun pihak yang dikomentari. 

Sering juga sebuah komentar terkesan pintar dari segi teori  namun tidak ada kaitannya dengan topik, akhirnya komentar berputar-putar disekitar teori dan melebar tanpa jelas apa kaitannya. 

Ada juga komentar yang  mempermasalahkan suatu hal, yang justru sudah dibahas sebagai substansi topik yang disajikan. Akhirnya komentar yang begitu semangatnya disampaikan (tidak jarang disertai sebuah teori) akhirnya menjadi tidak efektif karena hal yang disampaikan sudah dibahas dalam topik yang disampaikan. 

Kita juga sering membuat komentar agar bisa menarik perhatian orang lain. Akui saja, komentar-komentar yang terkesan seru, jadi sering ditanggapi orang lain. Dengan demikian komentar kita yang sifatnya membuat seru atau panas suasana menjadi sorotan, begitupun kita. Dan kita menikmati sorotan tersebut. 

Tidak jarang, kita sibuk berkomentar negatif terhadap pencapaian orang lain, tanpa menyadari bahwa diri kitapun tidak atau bahkan belum bisa mencapai apa yang sudah dicapai orang tersebut. Komentar kita, terkadang dapat merupakan cermin kecemburuan atas inkompetensi dalam diri.

Memang, tak semua komentar berkesan asal komentar, namun, tidak banyak komentar yang konstruktif. Komentar yang konstruktif jelas kaitannya dengan topik, hingga menjadikannya relevan. Mungkin ini yang sebenarnya harus kita pelajari. Mungkin ini yang perlu kita latih dalam keseharian. Membuat komentar yang cerdas, bukan sekedar agar berkesan pintar. Cerdas, yaitu bijak, namun tidak self righteous (merasa paling benar).
     
Membuat komentar juga akan lebih baik jika menggunakan nurani, bukan hanya dengan logika.  Menggunakan keduanya akan membuat komentar kita menjadi lebih mudah diterima dan dimengerti baik dari segi pikiran maupun hati.

Komentar atas ketidaksetujuan terhadap suatu hal, juga tidak harus disampaikan dengan cara menyakiti pihak lain. Jika kita tidak menyetujui sesuatu, kita tidak harus menyampaikan dengan kata-kata kasar, sindiran, cemoohan hingga menyakiti pihak lain. Ketidaksetujuan kita terhadap suatu hal tidak berarti harus diiringi dengan menyakiti pihak lain yang kita komentari. Jika komentar kita ingin agar diterima pihak lain, tentunya kita akan berusaha menyampaikan komentar tanpa mencela pihak lain. Begitupun jika diri kita diberi komentar oleh orang lain, tentunya kita berharap agar komentar tersebut bisa kita terima dengan baik bukan? Tidak ada satu orangpun didunia ini yang suka mendengar kata kasar, cemoohan dan sindiran.

Hal yang penting juga saat berkomentar adalah penggunaan bahasa yang baik. Berhati-hatilah terhadap apa yang kita rasa. Ketidaksetujuan tidak harus disampaikan dengan penuh kekerasan dan kekasaran. Sampaikanlah dengan bahasa yang lembut. Kesopanan berbahasa diciptakan agar kita bisa hidup saling menerima. 

Terakhir yang perlu dipertimbangkan: 
apakah komentar kita penting? 
Apakah kita perlu selalu berkomentar? 
Mungkin juga ada saatnya dimana lebih baik jika  kita menyimak dan mengerti secara mendalam topik yang sedang ada dipikiran kita dan mengambil pelajaran sebanyak-banyaknya dari topik tersebut. (gn)

1.8.11

DUIT itu...,


Kalau mau DUIT, kata Mang Sule (OVJ) semalem di acara OVJ_Trans7 harus:

DOA
USAHA
IKHTIAR
TAWAKKAL

Tapi.., eh tetapi (hehe). Bukannya usaha ame ikhtiar itu artinye sama ya? (hehe). Hmm jadi begimane kalau  begindang cinnn:

DOA
USAHA
IKHLAS
TAWAKKAL

Anyway, DUIT itu ternyate bisa jadi joke yang unik yee? Semoga bisa jadi perenungan dan masukan bersama bagi kita semuanya dan saya pribadi...:-). 

Yuukk cari DUIT yukkkk...!!! Sapa aja yang mau DUIT, DO IT ( baca DUIT) nyookkk.....:-p

Thanks Mang Sule (OVJ). (gn)