14.5.11

(Apa) Aku Anak Sial

Gambar diambil dari sini
"Raisaaa...," panggil nenek ketika aku beranjak meninggalkan rumah dengan membawa setenteng tas besar.

Aku hanya menoleh sebentar dan kumantapkan kakiku melangkah lebih jauh meninggalkan pintu rumah lalu lenyap menghilang dari perkampungan padat yang sudah kutinggali selama seumurku itu.

*******

"Anak perempuan seperti apa kau?" bentak mamaku sehari sebelumnya.

"Ini salah, itu salah, apa yang bisa kau lakukan?" papaku turut mengomel di samping ibuku. Aku hanya terdiam sambil menggigiti ujung-ujung kukuku.

"Hei....," mama mengguncang bahuku sedikit keras.

"Dengar tidak?" ucap mamaku. Kulihat mukanya kesal sangat hampir mirip nenek sihir yang aku tonton di DVD-DVD pemberian nenek.

*******

Aku masuk kamar, kulihat nenek menangis.

Melihatku datang, beliau beranjak dan menyambutku dengan pelukan.

"Sabar ya nduk," tutur nenek sambil mengusap pelan rambutku.

Aku terdiam.

*******

Anak sial.
Demikian cap yang ditorehkan di otakku.

Bahwa aku pembawa bencana.
Bahwa aku penebar tulah.
Bahwa aku tak menyumbang energi positif apapun.
Bahwa aku memberikan luka pada banyak hati keluarga.
Bahwa aku anak yang sesal karena telah dilahirkan.
Bahwa aku membuat rugi.

Bahwa aku si anak sial.

*******

Kuseret kakiku yang pincang sebelah.
Bukan mauku lahir seperti ini. CACAT.

Mereka bilang aku juga cacat mental. Tapi nenek bilang aku spesial.
Entahlah mana yang benar.

Umurku sudah 30 tahun. Tapi aku masih suka memakai baju seperti keponakanku, anak dari adikku. Aku juga gemar menemaninya bermain boneka barbie atau teddy bear. Aku suka sekali.

*******

Mama papa bilang aku anak sial.
Tapi nenek bilang aku spesial.

Kuayun kakiku menuju surga. Surga yang kata nenek adalah tempat orang-orang yang penuh kasih. Aku langkahkan kakiku naik bis kota. Di depannya tertulis SUKABUMI. Asyik aku akan segera sampai ke tempat orang-orang yang suka dengan bumi.

*******

Di kamarnya nenek menangis sesenggukan.

"Raisa, kenapa kamu pergi?" gumamnya pelan pada dirinya sendiri.

"Kemana kamu nduk? Kamu kan tidak tahu mana-mana,". (gn)

No comments:

Post a Comment