23.8.08

Entrepreneurial University, Pemecah Jurang Besar Antara Unibraw dan Industri

Pencapaian inovasi dari setiap negara sangat tergantung dari besarnya interaksi diantara aktor dalam membentuk sistem kolektif penciptaan pengetahuan dan pemanfaatan teknologi. Aktor-aktor tersebut adalah perusahaan, universitas, lembaga litbang, dan orang-orang yang berada didalamnya (Freeman, 1987).

Pelita Kemajuan suatu bangsa dapat ditingkatkan dengan melakukan sinergi antara perguruan tinggi dengan pengusaha. Karena hasil riset dan teknologi dari perguruan tinggi (PT) yang mungkin kurang efisien akan dapat diefisienkan pengusaha dan menjualnya sehingga menghasilkan nilai tambah.
Hal inilah yang ditegaskan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kunjungannya di Universitas Brawijaya (Unibraw) bertepatan dengan acara Semiloka Nasional bertema “Sinergi Pengusaha dan Perguruan Tinggi (SIPPETI) Menuju Entrepreneurial University dalam Membangun Daya Saing Bangsa” 2 Juni lalu. Acara ini sekaligus juga menjadi saksi pengukuhan Unibraw sebagai Entrepreneurial University.
Implementasi Konsep SIN
Entrepreneurial University merupakan bentuk kesinergisan dan kesinambungan gerak antara pemerintah, perguruan tinggi, dan pengusaha dalam membangun dan mewujudkan daya saing bangsa. Hal inilah yang menjadi keluaran dari Semiloka Nasional yang dibarengi penandatanganan kerjasama antara Unibraw dengan para pengusaha terutama alumni Unibraw.
Inti dari program yang diklaim sebagai sebuah pengembangan perguruan tinggi ini adalah bagaimana membuat semacam jejaring (network). Dimana terdapat pemetaan dari interaksi aktor-aktor lembaga serta variabel lainnya sehingga membentuk pola (pattern) jejaring tertentu.
Bila diamati seksama, hal ini relevan dengan konsep SIN yang menjadi populer pada akhir tahun 80-an oleh Christopher Freeman ketika memetakan interaksi antar aktor inovasi yaitu antara pemerintah, universitas, lembaga riset, dan industri di Jepang.
SIN merupakan sebuah konsep tentang penataan jejaring yang kondusif di antara para pelaku lembaga iptek dalam suatu sistem yang kolektif dalam penciptaan (creation), penyebaran (diffussion), dan penggunaan (utilization) ilmu pengetahuan (knowledge) untuk pencapaian inovasi (Nelson, 1993).
Miris ketika melihat bahwa beberapa studi menyimpulkan bahwa SIN di Indonesia selama ini belum berjalan dengan baik (Aiman, Hakim, & Simamora 2004). Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya koordinasi dan sinergi di antara pelaku iptek yaitu perguruan tinggi, lembaga riset, dan industri.
Sering terjadi lembaga litbang meskipun telah banyak menghasilkan invensi dan inovasi, namun hasil-hasil tersebut masih bersifat ilmiah penelitian semata dan kurang berorientasi kepada penelitian yang dapat memenuhi kebutuhan industri.
Sedang industri, tidak mau menggunakan penelitian lokal dan cenderung untuk mempergunakan hasil riset dari luar negeri. Padahal faktor utama pemicu ambruknya industri nasional di Indonesia pada saat krisis ekonomi pada tahun 1997 lampau karena ketergantungan yang tinggi terhadap teknologi dari luar dan sangat sedikitnya kegiatan inovasi baik yang teknik maupun manajerial dilakukan oleh industri.
Cooperative Education
Guna mendapatkan teknologi, tidak mungkin tanpa pendidikan. Disinilah letak sinergi positif antara universitas dengan peningkatan ekonomi bangsa. Dan Entrepreneurial University bisa dikatakan menjadi semacam cooperative education yang mana merupakan aktivitas akademik di PT yang terintegrasi dengan lembaga-lembaga swasta (bisnis dan industri).
Cooperative education merupakan program penting untuk memberi bekal pengalaman bekerja di kalangan mahasiswa sehingga memudahkan mereka dalam merintis dan mengembangkan karier di masa depan (Zumeta & Stephens, 1996). Hal inilah rupanya yang menjadi prospek yang dilirik oleh Rektor Unibraw, Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito.
Kami ingin lebih maksimal membantu memecahkan persoalan bangsa, terutama mengatasi semakin tingginya angka pengangguran”, terangnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dari program Entrepreneurial University yang mana agar lulusan perguruan tinggi bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.
Untuk ke depan, rencana selain mempertajam muatan kapita selekta kewirausahaan yang sudah diterapkan selama 3 tahun terakhir, pada setiap mata kuliah akan diberikan topik tentang kewirausahaan yang berhubungan langsung dengan mata kuliah tersebut.
Unibraw juga akan meningkatkan kapasitas dan kualitasnya dalam menggandeng berbagai industri dan perusahaan termasuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), sebagai tempat mahasiswa menimba ilmu dan menerapkan teori yang di dapat di bangku kuliah.
Selain itu juga akan diterapkan aturan bagi mahasiswa tingkat akhir untuk bekerjasama dengan para pengusaha. Hal inilah yang dicanangkan pihak kampus menyusul predikatnya sebagai kampus yang telah dideklarasikan sebagai Entrepreneurial University.
“Hal ini tentunya memecahkan paradigma yang selama ini berkembang dimana perguruan tinggi sering dikatakan lebih menempatkan diri sebagai tempat pembelajaran (teaching university) dan jarang memberikan kesempatan riset bagi pengajar maupun mahasiswa, dan masyarakat.”, ujar Rahman Alami, peneliti sosial yang juga salah satu wirausahawan di Kota Malang yang saat ini menjadi salah satu UMKM binaan Unibraw.
Besar harapan dari semua pihak, bahwasanya Unibraw mampu menyentuh unit usaha masyarakat dengan turut menyumbangkan hasil penelitian yang dilakukan pihak universitas sebagaimana misinya sebagai Entrepreneurial University. (gn)
(Diterbitkan oleh Unit Aktivitas Pers Kampus Universitas Brawijaya dalam Koran Kampus Mimbar Mahasiswa Edisi 80 untuk rubrik Laporan Utama)

No comments:

Post a Comment