13.1.12

Mobil Esemka, Optimis dan Pesimis Getir Di Luaran Sana

Fenomena terkenalnya mobil Esemka secara luas terjadi pekan lalu, setelah walikota Solo, Jokowi, secara terbuka mengundang beberapa media yang pada akhirnya memberitakan secara nasional niatannya untuk menggunakan mobil Esemka karya siswa-siswa SMK Negeri 2 Solo sebagai kendaraan dinas. Baca berita tentang hal tersebut di sini

Karya kreatif mobil semacam ini sebenarnya sudah ada sejak beberapa tahun lalu.


Mei 2009




Namun baru booming bahkan jadi headline selama beberapa hari baik di media cetak maupun elektronik di awal januari ini. Televisi khusus berita bahkan sempat menjadikan topik Esemka ini bahan sajian penuh selama 3 harian mengalahkan berita politik yang biasanya rajin disuguhkan. Semua setelah Pak Jokowi, memamerkan mobil dinas barunya kepada media.

Melihat suksesnya Pak Jokowi dengan mobil dinas barunya dan wawancara dirinya di televisi, entah mengapa beberapa hari kemudian banyak juga tokoh politik yang tiba-tiba ikut menyatakan kebanggaannya dan niatannya untuk juga memakai mobil Esemka. Bahkan dalam kunjungan-kunjungannya ke beberapa daerah yang dikunjungi mereka menyempatkan untuk mencoba mobil Esemka karya siswa-siswa SMK di daerah setempat. 

Hmm ada yang bangga, siswa-siswa itu sendiri tentunya. Dan ada yang sibuk cari perhatian publik, tokoh-tokoh itu mungkin, entahlah. Sutralah ya..., toh efek patriotime terhadap hasil karya anak negeri, yang muda yang berkarya, jadi meningkat karena kehebohan 'mereka-mereka' yang disorot media. Alhamdulillah 'sesuatu' dibalik harapan mereka yang 'mungkin' ingin meraih simpati publik :-).

Esemka. Merek lokal mobil buatan anak-anak pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Iya, benar buatan siswa-siswa SMK. Tepatnya rakitan siswa-siswa SMK. Yap, masih 'rakitan' memang. Belum 100 persen komponen di dalam karya mobil tersebut dibuat oleh dan di dalam negeri. Namun setidaknya cukup merangsang optimisme terhadap karya pribumi. Awal yang bagus walaupun menurut saya pribadi sedikit terlambat. Terlambat karena karya tersebut bukan karya yang baru jadi di tahun 2011 atau 2012. Terlambat karena dukungan dari orang-orang berpengaruh dan industri otomotif sendiri 'baru' hadir. Terlambat karena apresiasi pemerintah dan masyarakat juga baru tumbuh sekarang-sekarang. Padahal SMK-SMK tersebut dan media sudah gembar-gembor sejak beberapa tahun lalu lewat pameran-pameran. Yaahh.., 'mungkin' memang sekarang momennya. Momen yang mana karya anak bangsa disambut hangat oleh industri. Disambut terbuka oleh tokoh-tokoh setempat, dan akhirnya didengar luas oleh mereka yang ada di pusat dan masyarakat.

Terkait dengan suara-suara pesimis dan getir yang ada di masyarakat dan beberapa kalangan yang meragukan, harapnya optimisme dan apresiasi tetap diberikan kepada karya anak negeri. Terkait komponen yang masih belum 100 persen produksi Indonesia, hendaknya bukan dijadikan alasan untuk membunuh kreatifitas dan kecintaan terhadap produk dalam negeri. Toh segalanya harus berawal bukan? Pabrikan seperti Toyota, dan merek-merek terkenal lainnya juga berawal dari demikian. Tidak ada yang berawal sempurna dan maha. Mereka yang besar diawali dengan penghargaan kecil terhadap karya sendiri dan peningkatan secara terus menerus melalui perbaikan kualitas yang simultan. Malah kritik diperlukan namun tujuannya tetap untuk sebuah kemajuan.

Maju terus karya anak negeri. Semoga ke depan konsumsi mobil-mobil impor bisa dikalahkan oleh mobil lokal kualitas internasional milik Indonesia. INDONESIA BISA. (gn)

No comments:

Post a Comment