26.1.12

Dari Kisah 'Ngoyo' Jupe 'Meritualkan' Diri

Lagi! Infotainment kita dihiasi berita mengada-ada dan diada-adakan namun memang nyata 'adanya'. Julia Perez alias Jupe melakukan ritual semedi inilah itulah, yang konon diklaim berbau mistis dan merupakan upaya menjadi rintisan legenda horor Suzanna.

Gambar diambil dari sini
Hal yang tidak begitu penting sebenarnya namun menjadi menarik untuk dibicarakan ketika kita bertanya-tanya "ada apakah gerangan kok Jupe sebegitunya?". Padahal ia selama ini menurut saya adalah pribadi yang ceplas-ceplos apa adanya, dan sepertinya jauh dari hal semacam di atas.

Menginginkan menjadi titisan Suzanna. Demikian alasan yang sering didengung-dengungkan. Ah benarkah?

Dari ritual satu ke ritual berikutnya keberadaan Jupe tampak mata ditebengi oleh banyak kepentingan. Apakah mungkin seseorang melakukan ritual yang mestinya dijaga 'kekhusyukannya' namun ternyata dilakukan secara berombongan (walau tetap lakonnya adalah Jupe). Ada awak media bersamanya (jumlahnya sepertinya belasan). Ada 'sang' yang berperan layaknya 'dukun' (red: baca pembimbing), yaitu suami mendiang Suzanna ketika masih hidup. Ada juga Pak produser yang sukses menggawangi aksi 'lucu' cakar mencakar Jupe versus Depe (Dewi Persik), bahkan Pak produser ini hampir selalu ada di samping Jupe dalam setiap kegiatan ritual yang dilakukannya. Oya dan bila kita mengamati jeli dari dokumentasi foto dan berita di televisi, beberapa orang yang menemani Jupe memakai baju hitam dengan tulisan berwarna merah yang apalah itu, entahlah tapi sepertinya judul sebuah film.

Semua tampak aneh sejak awal kedatangan Jupe beberapa bulan lalu ke makam Suzanna. Dan ketika itu saya sudah membatin dalam hati 'ohh mau ada film baru mungkin'. Namun saya tak pernah menduga bahwa 'promonya' sebegitu niatnya sampai mistik-mistikan segala :-).

Pada dasarnya keinginan Jupe dan sepertinya Pak produser pula untuk mentasbihkan Jupe sebagai titisan Suzanna tampak memaksa. Memaksakan masyarakat untuk menyebutnya sebagai second Suzanna melalui berita stripping 'ritual-ritual berombongan' si Jupe.

Dengan bersikap elegant saja, sebenarnya sebutan itu bisa otomatis didapat Jupe. Bagaimana? Dengan menunjukkan kualitas terbaiknya dalam setiap film horor yang ia bintangi. Total sesuai peran yang ia mainkan dengan catatan diimbangi dengan adanya skenario film itu sendiri yang tidak ecek-ecek (hanya mengumbar syahwat) namun juga kuat dalam hal kehororannya. Saya rasa dengan begitu secara sendirinya ia dengan terhormat akan membuat masyarakat menyebutnya sebagai next Suzanna tanpa 'mengemis-ngemis' untuk julukan tersebut.

Tapi sutralah yaaa? Namanya juga strategi promosi. Terserah tim marketing dan Pak produsernya sajalah. Kita penonton tersenyum saja. (gn)

No comments:

Post a Comment