22.1.11

Sakau

Tanpanya dada ini terasa sesak. 
Aku bingung mencarinya bila tiada. 
Dia hati lapangku. 
Oksigen untuk paru-paruku. 
Aku sungguh sulit bernafas bila tak kutemukan ia di saat-saat tersulitku.

Betapa berat jalani semua tanpanya. 
Tak ada lagi yang kupunya. 

Selain diriku, hanya dirinya. 
Semangat yang membuatku merasa dimiliki, 
merasa memiliki. 

Dimiliki hidup 
dan memiliki hidup. 

Memiliki bahagia.....

Apa yang ada, 
apa yang tersedia, 
kurang ramah untukku yang sebegini adanya. 
Telah kucoba bertahan, kuat, 
namun semua menghempaskan semaunya.

Hanya dia, 
yang masih mempertahankan, 
masih menjaga. 

Lalu bagaimana bisa aku hidup tanpanya? (gn)

No comments:

Post a Comment