7.10.09

Empati dan Simpati untuk Korban Gempa Padang



4 hari terakhir ini saya rajin mengikuti perkembangan seputar bencana gempa yang terjadi di Padang 30 September lalu. 

Sebuah kutukan buat saya, awalnya saya cenderung mengabaikan bahkan cuek terhadap apa yang terjadi di sana.

Bahkan ketika pertama tahu komentar yang keluar dari batin saya hanyalah "Oalah, gempa lagi gempa lagi..". Yah, sebuah reaksi standar tanpa ada keinginan mau tahu terhadap gambaran musibah yang sesungguhnya. 

Tertarik pada ulasan di koran yang berturut-turut mengangkat headline tentang gempa padang tersebut (bahkan berita dikuburnya teroris buronan FBI, Noordin M Top, di Malaysia saja sampai kalah), saya dengan terpaksa membaca berbagai sajian berita yang ditawarkan di halaman utama tersebut. Habis, tak ada pilihan lain, pikir saya. Daripada gak ada kerjaan. 

Ternyata eh ternyata, takdir Tuhan ketika itu membawa saya ke dalam sebuah perenungan yang ya ampun goblok banget saya ini, kok bisa-bisanya saya seolah tidak punya perasaan. 

Jujur saya menangis ketika membaca beberapa berita tentang gempa Padang di hari itu. Bahkan saking penasarannya, saya mencoba membuka koran-koran kemarin yang saya lewatkan begitu saja tentang gempa Padang.

Kesimpulan yang saya dapat, mari buka mata, buka telinga, dan buka hati. Sungguh bila kita berusaha menyelami apa yang terjadi di sana dan membayangkan bila itu terjadi pada kita atau orang-orang terdekat kita, maka kita akan benar-benar merasakan trenyuh yang dalam. Sebuah bencana yang benar-benar menimbulkan kesedihan bagi mereka yang terkena. 

Maafkan saya, saya harap saya belum terlambat untuk mengucapkan simpati dan empati ini. Mari semuanya, mari berbuat yang terbaik dan semaksimal mungkin untuk sesama. Untuk korban bencana ataupun yang lain. Buka mata, buka hati, suatu saat itu bisa saja terjadi pada kita. Bayangkan!(gn*)

No comments:

Post a Comment