23.6.08

Jangan Hanya Wacana di Pak Rektor Saja

Bagaimanakah penilaian perwakilan elemen mahasiswa mengenai kondisi Brawijaya dan program kerja rektor? Berikut wawancara dengan Presiden Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya, Dede Supardjo.
Berkaca pada kondisi saat ini, bagaimana keberadaan Unibraw ditinjau dari berbagai segi?
Kalau kita melihat secara normatif, kampus kita di Malang termasuk kampus yang menjadi rujukan bagi universitas-universitas lainnya. Untuk fasilitas kita sudah lumayan memadai menurut saya dari segi akademik maupun keorganisasian kemahasiswaan. Yang menjadi permasalahan adalah belum ada fasilitas yang menunjang secara gratis jika kita mengadakan kegiatan.
Bagaimana penilaian anda mengenai Unibraw dikaitkan dengan kepemimpinan Pak Yogi dan proker-nya?
Banyak kalangan menilai 100 hari kerja itu menentukan. 100 hari gebrakan apa yang dilakukan ini menentukan kedepannya. Secara obyektif, saya kecewa sekali terhadap kepemimpinannya. Beliau kurang bisa menentukan sikap, kurang berani menentukan keputusannya.
Contohnya?
Kita lihat dari pemilihan pembantu rektor. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memilih? Dan ternyata molor hingga sekarang belum ada kejelasan. Evaluasi yang kedua selama kinerja beliau 8 bulan ini, terkesan lamban sekali mensosialisasikan kebijakan yang dikeluarkan dan diterapkan di Brawijaya. Contoh konsep 5 hari kerja yang diterapkan sejak 1 Januari 2007 yang lalu. Ternyata belum ada sosialisasi yang jelas ke fakultas-fakultas sehingga berimplikasi ke mahasiswa. Terutama mahasiswa eksakta yang komplain dan mengkritisi 5 hari kerja ini.
Hal apa yang menurut anda patut di acungi jempol dari kepemimpinan beliau?
Beliau bisa merangkul bagaimana caranya untuk mendapatkan dana-dana dari luar banyak sekali termasuk untuk kesiapan kita BHMN. Ini juga kelebihan beliau saat menjadi Dekan di Pertanian dulu. Entah beliau mendapat ilmu darimana, saya salut. Termasuk yang terbaru kemarin dana IM’HERE. Kedua, terobosan bagus rektor tidak hanya terkenal di dalam tetapi juga di luar. Seperti kemarin saya sempat membaca tulisan-tulisan beliau di Media. Artinya bahwa apa yang coba beliau utarakan dalam visi misi untuk menembus batas nasional dan internasional bisa tercapai.
Untuk kebijakan otonomi yang dikonsepkan oleh beliau, bagaimana pendapat anda pribadi?
Dari awal saya appreciate terhadap statement beliau yang tidak plin-plan. Yang dulu mendukung dan sekarang malah gencar. Saya pikir okelah pak rektor memberikan statement bahwa kita tidak bisa terlepas dari BHMN, yang perlu kita perhatikan di sini adalah kesiapan rektor itu apa sih, dan sejauh mana sosialisasi tentang BHMN ini. Jangan sampai ini cuma wacana di Pak rektor saja, tapi bawahannya tidak dan terkesan dipaksakan.
Seberapa yakin anda terhadap optimisme Pak Yogi bahwa dengan BHMN kita akan terjadi perubahan bagus di Brawijaya?
Melihat evaluasi kondisi brawijaya sekarang saya pikir kita perbaiki dulu apa yang ada di dalam. Lebih kreatif mencari sumber-sumber dari dalam. Karena kalau sudah menjadi BHMN, subsidi akan dikurangi.
Saran apa yang ingin anda kemukakan untuk perbaikan Unibraw ke depan?
Pertama, manajemen keuangan, masih belum ada tranparansi. Manajemen organisasinya juga. SDM sejauh mana kualitas staf-staf pengajar dan administrasi untuk mendukung otonomi kampus ini. Harapannya ini bisa menjadi vitamin untuk memperbaiki dan mengingatkan akan amanah yang dibebankan agar nantinya apa yang beliau canangkan, visi dan misi dan sebagainya bisa tercapai. (gn)
(Diterbitkan oleh Unit Aktivitas Pers Kampus Universitas Brawijaya dalam Koran Kampus Mimbar Mahasiswa Edisi 78 untuk rubrik Suara Publik)

No comments:

Post a Comment